Oleh : Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, S.Pd.I., M.Pd.I

(Direktur Eksekutif Yayasan Pendidikan Amaliyah Djuanda)

Tulisan dalam rangka Hari Anak Sedunia (20 Mei 2023)

Hari Anak Sedunia diperingati oleh bangsa-bangsa di dunia mungkin dengan tanggal yang berbeda-beda dan juga dengan latar belakang yang berbeda. Akan tetapi, saya yakin bahwa maksud memperingati Hari Anak adalah mengingat atau memberikan peringatan atau merefresh secara rutin kepada para orang tua, kepada para pemimpin, dan kepada para orang dewasa tentang hakikat seorang anak.

Hakikat seorang anak di dalam Islam itu disebutkan bahwa anak itu terlahir dalam keadaan fitrah. Kullu Mauludin Yuladu Alal Fitrah, Orang tuanyalah, bahwa anak yang terlahir ke dunia itu dalam keadaan fitrah dan kemudian orang tuanya lah yang akan menjadikannya menjadi seorang Islam, Majusi, Nasrani atau Yahudi.

Fitrah dalam arti kata bahwa Allah menetapkan, Allah memberikan kepada setiap anak yang lahir itu kecenderungan terhadap sebuah kebaikan, kesucian. Suci yang dimaksud itu adalah kecenderungan terhadap kebaikan. Jadi pada dasarnya manusia lahir itu cenderung baik, cenderung beriman, cenderung selamat. Akan tetapi kemudian kedua orang tuanya yang akan menentukan kemana arahnya dan lingkungannya juga yang akan menentukan kemana arahnya.

Dalam proses kehidupan seorang anak, melakukan pendidikan kepada mereka itu dilakukan tentunya sejak dalam buayan sampai ke liang lahat. Kategori anak itu adalah lahir dari seorang ayah dan ibu, dari sejak bayi sampai dia meninggal, statusnya adalah seorang anak. Akan tetapi anak yang dimaksud oleh negara, tentu pengertiannya menjadi berbeda karena mereka adalah dibatasi dengan usia tertentu.

Apa yang harus kita perhatikan? Yang harus kita perhatikan adalah bahwa proses pendidikan anak itu tidak berlangsung instan dan tidak bisa dilakukan secara parsial. Semua berkelanjutan secara komprehensif dan yang harus dipahami dengan reaksi dan yang harus dipahami adalah dengan reaksi yang berbeda-beda.

Menjadi sebuah kewajiban, menjadi sebuah kemuliaan, menjadi sebuah kebijakan bagi orang tua untuk bisa menyikapi perbedaan anak satu sama lain, pendidikan boleh disampaikan sama, lingkungan boleh diberikan sama, akan tetapi reaksi yang diberikan oleh anak-anak kita tentu yang berbeda berbeda-beda itu menyebabkan kita menjadi berbeda pula reaksinya, ketika pengaruh yang diberikan itu kemudian menghasilkan sesuatu yang positif kepada anak, tentu ini menjadikan sebuah kebahagiaan tetapi ketika pengaruh positif itu disampaikan kepada anak, kemudian reaksinya adalah sesuatu yang tidak seperti yang diharapkan, maka dibutuhkan sebuah kesabaran, dibutuhkan sebuah kebijakan yang luar biasa bagaimana kita terus menerus mencari sebuah strategi terbaik untuk anak-anak kita yang satu sama lain berbeda.

seorang ayah dan ibu yang memiliki anak dua maka dia punya dua strategi seorang ayah dan ibu yang memiliki anak sepuluh maka dia akan punya sepuluh strategi, karena pada dasarnya setiap anak itu terlahir unik, unik itu artinya satu sama lain berbeda.

Ada yang sangat penting yang harus kita garis bawahi, bahwa melakukan proses pendidikan pada anak-anak kita tentunya harus disesuaikan dengan keunikan tadi. Ada anak-anak yang memang secara secara kodrat terlahir sebagai anak-anak yang periang, terlahir sebagai anak-anak yang pendiam, dalam beberapa disiplin ilmu itu digambarkan banyak hal.

Pada mesin kecerdasan Stephen disampaikan ada anak-anak yang terlahir dalam kondisi misalnya thinking introvert, thinking extrovert, kemudian intuiting kemudian sensing dan lain sebagainya dimana mesin kecerdasan otak mereka memang terlahir berbeda ada yang lebih suka beramai-ramai, lebih suka dengan cara yang tegas dan keras, ada yang lebih suka dengan memberikan pengetahuan yang masuk akal atau logik dan ada yang memang harus dengan lemah lembut.

kemampuan orang tua memahami hal-hal tersebut menjadi sebuah kebijakan yang membuat orang tua menjadi tempat yang mulia dihadapan Allah maupun dihadapan anak-anaknya. Karena begitulah juga Rasulullah memberikan contoh bagaimana memberikan dakwah itu disesuaikan dengan siapa audiensinya, kemudian berapa lama mereka harus menerima dakwah secara satu arah, komunikasi satu arah itu juga betul-betul disesuaikan dengan usia mereka kemudian tingkat pengetahuan mereka. Itu yang harus kita pahami untuk membahagiakan anak-anak dan yang paling penting pada masa sekarang ini adalah melakukan perlindungan anak-anak kita terhadap bahaya-bahaya yang menjadi konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena bagaimanapun teknologi itu menjadi pisau bermata dua.

Sebagian dari anak-anak kita sangat mengemari dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan orang-orang dianggap keren, dianggap hebat ketika mereka mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tapi di sisi lain banyak hal yang juga harus dicermati dan harus diantisipasi sehingga kemajuan teknologi itu tidak memberikan efek samping yang berbahaya bagi anak-anak kita.

dahulu kita cukup melindungi anak-ana kita dengan berdiam diri di rumah, memberikan kebahagiaan dengan menyapanya di rumah dan dengan senang hati berkumpul bersama keluarga. Tetapi pada masa kemajuan zaman seperti sekarang ini maka pengaruh-pengaruh tidak baik kepada anak-anak kita itu tidak cukup dengan memberikan perlindungannya di dalam rumah, karena bahaya itu dihantarkannya ke kamar mereka masing-masing di rumah kita bahkan kita sendiri cenderung tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita sedang memberikan sebuah contoh yang kurang baik bagi anak-anak kita seperti ketika kita sibuk dengan gadget kita dengan alasan untuk mengupdate berita-berita penting, kemajuan bangsa, negara, politik dan lain sebagainya dengan porsi yang tidak wajar. Artinya hari ke hari, detik per detik itu yang diperlihatkan kepada anak-anak kita tentang kesibukan kita dengan gadget kita. Bagaimana membuat anak-anak kita menjadi bahagia tanpa gadget adalah sebuah fenomena yang harus kita ciptakan, sebuah situasi yang harus kita ciptakan tentunya semua dimulai dari diri kita sendiri.

Bebaskan diri kita dari ketergantungan kita terhadap gadget, maka anak-anak kita akan meneladaninya, berikan kemampuan, berikan contoh dan contohnya bagaimana mengatur ilmu pengetahuan dan teknologi itu menjadi sebuah alat kemajuan bagi jasmari dan rohani. Bukan menjadi alat kemajuan bagi pemikiran kita namun merusak rohani dan jiwa kita.

hari anak nasional adalah peringatan untuk orang tua bagaimana menciptakan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya, tentunya yang kita yakini adalah bagaimana Rasulullah memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya, agama, keyakinan terhadap Allah dan Rasulnya adalah sesuatu yang sangat luar biasa, bisa menjadikan penangkal yang kuat bagi mereka untuk bisa menghalau semua keburukan yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

kekerasan bagi anak-anak kita sekarang menjadi lebih masif mereka lihat, bukan karena orang tua mencontohkan tapi karena tontonan pada gadget-gadget mereka, bahkan seringkali orang tua dikejutkan dengan pengetahuan mereka yang luar biasa di atas batas usianya, karena mereka menggunakan gadget sebagai sumber pengetahuan bagi mereka.

semoga kita menjadi para orang tua yang bisa memberikan teladan yang baik, lingkungan aman dan nyaman untuk anak-anak kita selamat hari anak nasional semoga Allah melindungi anak-anak kita dari berbagai bahaya, bencana dan menjadikan mereka generasi-generasi islami yang bisa menyelamatkan bangsa dan negara di tanah air kita ini.